Tak ada musim hujan yang kekurangan air, tak ada musim panas yang kebanjiran. Namun, akankah musim panas kali ini membawa cerita baru, seperti mimpimu beberapa tahun silam yang kau ceritakan padaku. Aku membawa ceritamu ini ke mana-mana. Ke atas kasur, ke malam, ke subuh, ke mimpiku sendiri. Aku tak paham maksud dari hujan musim panas yang kau selalu rindukan itu. *** Pagi ini kau memberi tahuku sesuatu yang menurutmu sangat penting, namun bagiku nampak biasa saja. Kau terbiasa mendramatisir sesuatu. “Yan, menurut prakiraan cuaca hari ini akan turun hujan di Jakarta . Aku harap itu benar terjadi,” tulismu di pesan singkat itu. “Semoga kamu senang hati, Sen,” balasku. “Kok gitu?” “Ya kalau nanti hujan kan kamu senang hati, to. Kamu kan sudah lama nggak ngibasin rambutmu di bawah guyuran hujan, yang katamu langit yang sedang menangis itu.” “Nanti ke rumahku ya, Yan. Kita hujan-hujanan di taman depan rumahku.” “Kalau hujan. Kalau langitnya nggak jadi nangis gimana?...
Garis Bawah
Hidup seimbang dengan membaca